Remaja di Mataram Curi Ayam Dunia remaja seharusnya dipenuhi oleh pendidikan, kreativitas, dan masa depan yang cerah. Namun, kenyataannya tidak demikian bagi seorang remaja di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Remaja berinisial AA (17) ini justru harus berurusan dengan hukum setelah nekat mencuri ayam bangkok milik tetangganya demi membeli sabu dan bermain judi slot online.
Kronologi Kejadian Remaja di Mataram Curi Ayam
Semua berawal saat warga Lingkungan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Mataram, melaporkan kehilangan ayam bangkok peliharaan yang biasa di gunakan untuk kontes. Dalam waktu singkat, polisi melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, di ketahui bahwa pelaku menjual ayam hasil curiannya ke pasar burung dengan harga sekitar Rp 500.000.
Setelah di telusuri lebih jauh, uang hasil penjualan itu ternyata di gunakan untuk membeli sabu dan memasang taruhan di game slot online melalui ponsel miliknya. Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menunjukkan betapa buruknya efek dari kecanduan narkoba dan judi digital di kalangan remaja.
Motif dan Pengakuan Pelaku
Dalam pemeriksaan oleh petugas, AA mengaku bahwa ia sudah beberapa kali bermain judi slot melalui aplikasi tidak resmi. Ia juga mengaku mulai mengenal sabu dari lingkungan sekitar, terutama dari teman-temannya yang lebih dewasa. Awalnya, ia hanya mencoba untuk “ikut-ikutan”, tetapi lama-kelamaan mulai ketagihan. Akibatnya, ia pun terjerumus lebih dalam dan kehilangan kendali atas perilakunya.
Tak hanya itu, AA juga mengaku nekat mencuri karena kehabisan uang saku. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh harian lepas sudah tidak mampu membiayai gaya hidupnya yang menyimpang. Oleh karena itu, ia melihat pencurian sebagai jalan pintas untuk memenuhi keinginannya.
Tanggapan Warga dan Aparat
Warga sekitar mengaku kecewa dan terkejut. Sebab, selama ini AA di kenal sebagai remaja yang cukup pendiam dan tidak pernah membuat keributan. Akan tetapi, karena kurang pengawasan dan pergaulan yang salah, ia mulai berubah. Menurut salah satu tetangga, AA mulai sering terlihat nongkrong hingga larut malam dan jarang masuk sekolah.
Sementara itu, Kapolsek Ampenan, AKP I Wayan Sudarma, menyatakan bahwa kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama orang tua dan sekolah. Ia menegaskan, “Kami akan menindak tegas setiap tindakan kriminal, tidak peduli apakah pelakunya masih di bawah umur. Namun, kami juga akan memperhatikan pendekatan yang sesuai dengan usia pelaku.” Dengan demikian, proses hukum akan tetap berjalan, tetapi juga mempertimbangkan aspek pembinaan dan rehabilitasi.
Ancaman Hukuman dan Proses Selanjutnya
Meskipun pelaku masih di bawah umur, ia tetap dikenakan pasal pencurian sebagaimana diatur dalam KUHP. Namun demikian, karena pelaku masih tergolong anak-anak, penanganannya akan mengikuti sistem peradilan anak. Ini berarti pelaku kemungkinan akan di tempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan mendapatkan pembinaan sosial serta konseling.
Selain itu, pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) daerah juga telah di libatkan untuk menilai sejauh mana ketergantungan pelaku terhadap sabu. Bisa sebagai pengguna aktif, maka pelaku akan di arahkan untuk menjalani rehabilitasi, bukan hanya hukuman pidana. Tujuannya tentu agar remaja ini masih memiliki kesempatan untuk kembali ke jalur yang benar.
Refleksi untuk Masyarakat Remaja di Mataram Curi Ayam
Peristiwa ini menyampaikan pesan kuat kepada masyarakat. Pertama, pengawasan terhadap remaja harus lebih diperketat. Tidak hanya dari pihak keluarga, tetapi juga dari sekolah dan lingkungan sosial.
Terlebih lagi, pemerintah daerah dan lembaga sosial perlu bekerja sama dalam menyediakan ruang aman dan positif bagi generasi muda. Misalnya, melalui penyediaan kegiatan kreatif, olahraga, pelatihan kerja, atau konseling gratis untuk remaja.
Kesimpulan
Singkatnya, kasus remaja di Mataram yang mencuri ayam demi sabu dan judi slot online adalah alarm keras bagi semua pihak. Tidak hanya soal pelanggaran hukum, tetapi juga tentang kegagalan sistem sosial dalam menjaga generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, mari jadikan kejadian ini sebagai pelajaran bersama. Kita semua bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendidik bagi anak-anak dan remaja di sekitar kita.
Berita Yang Ini Di baca juga : Agen Toto Online: Main Aman, Bayar Cepat